MANADO - Pengamat kepemiluan Supriyadi Pangellu,SH., MH mengatakan, biaya politik dalam pilkada langsung sangat besar dan bebannya ada pada negara dan para calon kepala daerah.Hal ini dikatakan Supriyadi menanggapi pidato Presiden Prabowo Subianto dalam acara perayaan HUT ke- 60 Partai Golkar yang menginginkan adanya perubahan besar pada sistem politik di Indonesia."Penggunaan anggaran Pilkada sangat besar, tetapi hasilnya tidak maksimal. Ini dibuktikan dengan partisipasi pemilih yang mengalami penurunan," kata Supriyadi, Senin (16/12/2024).Dia menjelaskan, partisipasi pemilih pada Pilkada 2020 sekitar 80 persen yang kemudian mengalami penurunan sebesar 74 persen. Turunnya partisipasi ini tidak berbanding dengan gencarnya program sosialisasi yang dilakukan oleh penyelenggara.Pengamat hukum ini juga menyoroti tingginya praktik politik uang dalam pilkada, tapi kemudian penindakan atas pelanggaran ini oleh pengawas pemilu tidak maksimal.Ia menyebutkan, penyerapan anggaran yang cukup besar pada sistem pemilu langsung, tidak memiliki dampak positif kepada rakyat.Meski demikian, Supriyadi menekankan kalau keinginan untuk merubah sistem politik di Indonesia, tidak dilakukan tergesa-gesa. (Mike)

Pengamat kepemiluan, Supriyadi Pangellu,SH.,MH. (Foto:Istimewa)

IMG_20241216_162402.jpg

Anggaran sering menjadi permasalahan penting dalam setiap pelaksanaan pemilu di Indonesia.

Supriyadi Pangellu: Anggaran Pilkada Besar, Partisipasi Pemilih Turun