
Sulut Dikepemimpinan Yulius dan Victor Bakal Menjadi Pusat Hilirisasi Perkebunan Nasional
- Nama Sulawesi Utara masyur di Nusantara karena terkenal dengan tanaman perkebunan seperti kepala, cengkeh, pala, kopi dan kakao yang mampu mengagumkan pasaran dunia.
Sekitar Kita
JAKARTA – Sulawesi Utara mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat untuk dijadikan pusat hilirisasi perkebunan Nasional, lantaran memiliki potensi besar pada komoditi unggulan perkebunan seperti kelapa, pala, kopi dan kakao.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan, potensi besar pada sentor perkebunan Sulawesi Utara dinilai mampu meningkatkan kesejahteraan petani melalui penciptaan nilai tambah produk lokal dan menyerap tenaga kerja, sehingga pemerintah sedang fokus menggarap sektor perkebunan di seluruh Indonesia.

"Bapak Presiden meminta agar hilirisasi dipercepat, termasuk program replanting dan pengembangan. Khusus Sulawesi Utara, kami menyiapkan benih dan bibit untuk 41.000 hektare," ungkap Andi Amran, dikutip dari laman Ditjen Holtikultura Kementarian Pertanian, Selasa (30/09/2025).
Benih dan bibit yang diberikan Kementerian Pertanian kepada untuk hilirisasi perkebunan di Sulawesi Utara menjadi bantuan terbesar sepanjang Indonesia merdeka.
Mentan Andi menegaskan, Sulut dengan potensi besar yang dimiliki dijadikan provinsi terdepan di Indonesia pada pengembangan sektor perkebunan dan hilirisasi menjadi kunci agar bisa memberi manfaat bagi masyarakat.
Dia meminta semua pihak bergerak bersama memanfaatkan potensi besar pada sektor perkebunan yang ada di Sulut, karena jika perkebunan dikapitalisasi dari hulu ke hilir, sehingga tidak ada lagi pengangguran. Ini bisa jadi lapangan kerja baru, baik di on farm maupun di hilirisasinya.
Komoditas kelapa lanjut Mentan Andi sedang naik pesat di pasaran dunia, hal ini dikarenakan iklim tropis yang dimiliki Indonesia sangat cocok untuk tanaman kelapa dan tidak bisa tumbuh dibanyak negara. Ini dibuktikan dengan permintaan negara Malaysia yang mencapai 400.000 ton per tahun, serta tren konsumsi global yang bergeser dari susu hewani ke produk turunan kelapa dan ini peluang besar bagi petani di Sulut.
"Kelapa ini jangan dianggap enteng. Eropa tidak bisa tanam kelapa, China juga tidak bisa. Indonesia berada di garis katulistiwa dan ini keunggulan besar. Maka hilirisasi harus dilakukan di sini, jangan lagi jual bahan mentah. Dengan begitu, nilai tambah akan dinikmati langsung oleh masyarakat Sulawesi Utara," ungkapnya.
Andi Amran Sulaiman juga mendorong pengembangan produk perkebunan lainnya yakni pala yang dioptimalkan berdasarkan kabupaten yang terdata, karena memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran dunia muali dari Rp100.000 hingga Rp200.000, kendati di Sulut harganya hanya berada pada kisaran Rp70.000 per kilogram.
Kementerian Pertanian tegas Andi Amran Sulaiman telah menyiapkan 15.000 hektare untuk pengembangan perkebunan tanaman pala dan jika diperlukan akan dilakukan penambahan.
Wakil Gubernur Sulut, Victor Mailangkan memastikan ketersediaan pangan strategis di Sulut pada kondisi aman dan sangat memadai, sehingga dipastikan stok mencukupi untuk kebutuhan masyarakat. Dan tahun 2025, tren produksi berbagai komoditas menunjukkan peningkatan. Meski demikian, pemerintah daerah telah mengambil langkah komprehensif memperluas lahan untuk terus mendorong produktivitas hasil pertanian.
Wagub Victor Mailangkay menyebutkan, sektor perkebunan di Sulut menjadi kekuatan utama dengan total area 403.539 hektare dengan komoditas unggulan kelapa, cengkeh, pala, kakao, kopi, dan vanili.
"Kelapa sebagai komoditas utama memiliki area 264.550 hektare. Namun sekitar 20.000 hektare diantaranya sudah tua dan dibutuhkan peremajaan. Ini menjadi prioritas, mengingat permintaan pasar terus meningkat. Tahun 2024, ekspor komoditas perkebunan Sulut mencapai Rp2,5 triliun yang didominasi produk kelapa dan turunanya," jelasnya.
Dia menegaskan, hilirisasi menjadi strategi kunci untuk meningkatkan kesejahteraan petani, karenanya pemerintah daerah sedang mengupayakan diverifikasi produk, penguatan kemitraan dengan industri, memperluas akses pasar dan meningkatkan mutu dan keamanan pangan sebagai bagian dari strategi percepatan kesejahteraan rakyat.
"Penerapan goog haldling practice dan good manufacturing practice penting untuk meningkatkan daya saing hasil pertanian di pasar global. Dukungan penuh Kementerian Pertanian melalui program dan fasilitasi investasi diharapkan mampu memastikan manfaat hilirisasi dirasakan langsung petani," terangnya.
